Berikutlima tema khutbah yang dapat khatib bawakan: 1. Bertakwa. Orang yang bertakwa kepada Allah akan mendapat banyak kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat. Takwa merupakan ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dan mau meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya. Perintah takwa tertuang dalam surat Al-Maidah ayat 35 sebagai berikut: Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Tidakakan mendapatkan akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an berikut ini. ".Maka di antara manusia ada orang yang berdoa; "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) di akhirat." (QS. Al-Baqarah: 200) Allahmenyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali 'Imran, 3:133-134) Maka rambu-rambu dalam rangka halal-bihalal sebagai berikut. Pertama, bahwa memohon ampun (al-taubat) baik kepada Allah, maupun kepada manusia (halal bi halal) hendaknya disegerakan atau tidak ditunda-tunda lagi. Dalamhal ini ada empat kelompok manusia : 1. Orang yang meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 2. Orang yang meraih kebahagiaan di dunia tetapi mendapat penderitaan di akhirat. 3. Orang yang di dunia mendapat harta pas-pasan,rumah sederhana,kadang kala kekurangan,tetapi di akhirat meraih kebahagian dan kenikmatan abadi. 4. Berikut9 cara menjadi orang sukses dunia akhirat yang disarikan dari Al-Quran dan hadits. Kita perlu memahami hakikat dari kesuksesan sebelum kita dapat mencapainya. 1. Memahami arti dari sukses yang sebenarnya. Langkah pertama yang penting kita lakukan adalah menentukan apa definisi dari kesuksesan yang ingin kita tuju. Foto pxhere. Mengatur Waktu untuk Keselamatan di Dunia dan Akhirat. Foto: Sunah Nabi Ketika Waktu Maghrib (ilustrasi) REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebijaksanaan mempergunakan waktu selama hidup di dunia menentukan bagaimana nasib di kampung akhirat. Ustadz Sutomo Abu Nashr, Lc dalam bukunya "Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah" mengatakan SyaikhAbdurrahman bin Nashir as-Sa'di menjelaskan maksud dari surat Al-Ma'idah ayat 88 ini adalah "makanlah dari rezeki Allah SWT yang telah diberikan kepada kalian dengan cara memperolehnya yang halal; bukan dengan cara mencuri, merampas, dan cara-cara lain yang tidak benar. Makanan tersebut juga harus thayib (baik) yang tidak mengandung kotoran (penyakit).Oleh karena itu dikecualikan Hyzv.